Minggu, 15 November 2015

MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR

“Perkembangan Dan Pembangunan KesenianOndel-Ondel di Indonesia”

  
DisusunOleh :
AndryOctaviantoro (10315753)


KELAS 1TA07
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Mata Kuliah :IlmuBudayaDasar
Dosen :EmilianshahBanowo


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Perkembangan dan Pembangunan Kesenian Ondel-ondel di Indonesia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Emilianshah Banowo selaku Dosen mata kuliah Ilmu sosial dasar yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenaiPerkembangan dan Pembangunan Kesenian Ondel-ondel di Indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.







                                                                                                Jakarta, 04 Oktober 2015    


                                                                                                           
                                                                                                Penulis


DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………….. 2
Daftar Isi …………………………………………………………………  3
Bab I Pendahuluan
            I.A. Latar Belakang ……………………………………………….. 4
            I.B. Rumusan Masalah …………………………………………… 4
            I.B. Tujuan ………………………………………………………... 4
Bab II Pembahasan
            II.A. Pengertian …………………………………………………… 5
            II.B. Perkembangan Kesenian Ondel-ondel………………………..          6
            II.C. Dampak ……………………………………………………… 7
Bab III Penutup
            III.A. Kesimpulan ……..………………………………………….. 9
            III.B. Saran ……………………………………………………….  9
Daftar Pustaka …………………………………………………………… 10












BAB 1
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan perkotaan, penduduk asli Betawi mengalami keterselisihan dengan pesatnya urbanisasi penduduk baru DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara. Sehingga eksistensi budayanya juga mengalami krisis. Pada sisi lain, pemerintah melalui Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan melakukan upaya-upaya penyelamatan terhadap eksistensi budaya lokal. Oleh karena itu, perlindungan dan pelestarian hasil kebudayaan baik secara fisik, ritual kegiatan, adat istiadat, identitas busana, permainan tradisional, maupun nilai-nilai non fisik hatus terus dipertahankan.
Pada awalnya berfungsi sebagai personifikasi leluhur pelindung, maka dapat dikatakan bahwa Ondel-ondel termasuk ke dalam salah satu bentuk teater tanpa tutur. Namun semakin lama tradisi tersebut berubah  menjadi hal yang sangat bagus untuk dipertontonkan, dan kebanyakan acara tersebut kini diadakan pada acara penyambutan tamu terhormat, dan untuk menyemarakkan pesta-pesta rakyat. Ondel-ondel betawi tersebut pada dasarnya masih tetap bertahan dan menjadi penghias di wajah metropolitan Jakarta.


B.      Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah perkembangan kesenian ondel-ondel di Indonesia ?
2.      Apa dampak perkembangan ondel-ondel pada pembangunan ?

C.     Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui perkembangan kesenian ondel-ondel di Indonesia.
2.      Untuk mengetahui dampak kesenian ondel-ondel bagi pembangunan.



BAB II
PEMBAHASAN
A.                Pengertian Kesenian Ondel-ondel
Ondel-ondel adalah boneka raksasa yang terbuat dari bamboo dan biasanya dibuat berpasangan. Ondel-ondel umumnya memiliki tinggi 2,5 meter dengan menggunakan rambut yang terbuat dari bamboo yang dihiaskan kertas berwarna warni dan untuk wajah menggunakan kayu yang sudah diukir seperti mimik wajah dan dilukis.
Cara memainkan ondel-ondel dengan diarak dan ada orang yang masuk ke dalam tubuh ondel-ondel tersebut. Ketika melakukan pertunjukan, dengan menggoyang-goyangkan badan dan kepala yang menoleh ke kiri dan ke kanan. Ondel-ondel biasanya diarak keliling kampung menggunakan musik khas Betawi seperti tanjidor, pencak Betawi, bende, ningnong, rebana, dan ketimprong. Saat ini, ondel-ondel merupakan kesenian khas dari DKI Jakarta. Di setiap event yang ada di Jakarta, selalu ada Ondel-ondel sebagai lambang kebudayaan DKI Jakarta tersebut.
Boneka Ondel-ondel Betawi terdiri menjadi 2 bagian yaitu bagian kepala dan bagian badan. Dibagian kepala terdapat mahkota yang berhiaskan lukisan flora dan fauna seperti burung merak/hong, naga, bunga teratai, bunga delima, dan semanggi. Selain itu juga terdapat kembang kelapa di kepala boneka Ondel-ondel. Kembang kelapa yang berbentuk seperti kumpulan daun kelapa diibaratkan dari kota Jakarta yang pada abad ke-15 bernama Sunda Kelapa karena sebagian wilayah Sunda Kelapa merupakan perkebunan kelapa. Wajah boneka Ondel-ondel rata-rata berwarna merah pada boneka Ondel-ondel laki-laki dan putih pada boneka Ondel-ondel wanita. Warna merah pada Ondel-ondel laki-laki melambangkan kekuatan, kekuasaan, keberanian, dan ego yang keras sedangkan pada ondel-ondel wanita yang berwarna putih melambangkan kesucian, kelembutan, keramahan dan keangguan.
Pada bagian badan, boneka Ondel-ondel wanita menggunakan pakaian yang disebut kebaya encim, sedangkan untuk laki-laki, pakaian yang digunakan yaitu sadaria atau ujung serong. Pada badan bagian bawah boneka Ondel-ondel menggunakan sarung yang disebut sarung jamblang. Pada acara-acara resmi, biasanya untuk boneka Ondel-ondel laki-laki dibagian bahunya di selempangkan sarung cukin yang bermotif kotak-kotak, sedangkan pada Ondel-ondel wanita menggunakan selendang yang bermotif flora atau fauna.

B.                 Perkembangan Kesenian Ondel-ondel
Saat ini perkembangan Kesenian Ondel-ondel terutama di DKI Jakarta masih bertahan dan berkembang mengikuti arus perubahan zaman. Dahulu Ondel-ondel biasa digunakan untuk ritual tertentu, seperti untuk menolak bala atau roh jahat. Menurut kepercayaan orang Betawi, wabah seperti misalnya cacar akan hilang setelah orang-orang mengarak ondel-ondel keliling kampung.
Berkaitan dengan fungsi awalnya, pembuatan ondel-ondel biasanya melalui proses ritual tertentu. Sebelum proses pembuatan dimulai, pengrajin biasanya akan menyediakan berbagai sesaji berupa kemenyan, kembang tujuh rupa dan bubur sumsum. Hal itu dilakukan dengan tujuan agar pembuatan ondel-ondel berjalan lancar dan roh yang bersemayam di boneka adalah roh baik. Proses pembuatan ondel-ondel seperti ini berlangsung hingga tahun 1980-an. Namun, setelah masa itu, proses ritual tersebut mulai ditinggalkan sejalan dengan bergesernya fungsi ondel-ondel. Seiring perkembangan zaman, ondel-ondel digunakan untuk menambah semarak pesta-pesta rakyat, hajatan perkawinan atau khitanan, serta untuk penyambutan tamu kehormatan, semisal pada peresmian gedung yang baru dibangun.
     Ketika masa kepemimpinan gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin (1966-1977), ondel-ondel dijadikan sebagai boneka khas kesenian Betawi. Ondel-ondel juga menjadi seni pertunjukan rakyat yang menghibur. Ketika melakukan pertunjukan, dengan menggoyang-goyangkan badan dan kepala yang menoleh ke kiri dan ke kanan. Ondel-ondel biasanya diarak keliling kampung menggunakan musik khas Betawi seperti tanjidor, pencak Betawi, bende, ningnong, rebana, dan ketimprong. Saat ini, ondel-ondel merupakan kesenian khas dari DKI Jakarta. Di setiap event yang ada di Jakarta, selalu ada Ondel-ondel sebagai lambang kebudayaan DKI Jakarta tersebut.Ketika wajah kota Jakarta berubah menjadi lebih modern sekitar 1960-an hingga kini, wajah boneka raksasa itu tampilannya tidak lagi seram dan berbau mistis. Wajah dan gambaran dari ondel-ondel masa kini tampak lebih manis dan bersahabat. Hal itu sejalan dengan fungsi ondel-ondel yang berubah menjadi boneka penghibur bagi semua kalangan, termasuk anak-anak.

C.      Dampak pada Proses Pembangunan
Seiring dengan berkembangnya arus perkembangan zaman saat ini, kesenian ondel-ondel pun sedikit demi sedikit mengalami pergeseran fungsi. Serta tentunya, pergeseran tersebut mengasilkan berbagai dampak, baik positif maupun negatif.
1.      Dampak Positif
Seiring perkembangan zaman, ondel-ondel digunakan untuk menambah semarak pesta-pesta rakyat, hajatan perkawinan atau khitanan, serta untuk penyambutan tamu kehormatan, semisal pada peresmian gedung yang baru dibangun.https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQZ7bu6Sbq69gpejJXn8uonJOCyN_DpNkvvIECKZ8dYfPAuTPuo (pesta rakyat)
Image result for bagian ondel ondel
(pameran kebudayaan)

Dampaknya pada pembangunan saat ini seperti :
a.       Pada pembangunan ekonomi, sebagai sumber mata pencaharian warga. Contohnya setiap malam di sekitar Kemayoran terdapat arak-arakan ondel-ondel.
b.      Pada pembangunan sosial dan budaya, sebagai ajang sosialisasi pelestarian kesenian Betawi dan sarana hiburan masyarakat.

2.      Dampak Negatif
-          Arak-arakan ondel-ondel yang tidak pada tempatnya, membuat tersendatnya arus lalu lintas.









BAB III
KESIMPULAN

A.    Kesimpulan
Seiring berkembangnya zaman, pergeseran kebudayaan tidak dapat dihindari lagi. Seperti kebudayaan Betawi contohnya, walaupun berada di kota metropolitan seperti Jakarta. Jakarta mengandung banyak sekali kesenin dan kebudayaan seperti ondel-ondel. Walaupun seiring perkembangan zaman, fungsi ondel-ondel mulai berubah, kita sebagai warga masyarakat wajib melestarikannya dan menjaganya agar tidak hilang tergerus arus perkembangan dan pembangunan di masyarakat.
B.     Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih focus dan detail menjelaskan tantang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggung jawabkan










DAFTAR PUSTAKA
1.                  Elib.unikom.ac.id
2.                  Destiananursholeha.blogspot.com
3.                  Bima.staff.gunadarma.ac.id/Download/files/18346/makalah-baban-dastekom.pdf
4.                  Jakartapedia.bpadjakarta.net

5.                  Sevisuryani19.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar