Selasa, 03 Januari 2017

Pelanggaran perbatasan Indonesia - Papua Nugini

November tahun 2011 lalu radar Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) mencium ada pesawat asing melintas di sekitar Balikpapan. Dua pesawat Sukhoi TNI-AU segera terbang memburu mangsa mereka.
Ternyata sebuah pesawat P2-ANW Dassault Falcon 900EX bercat putih dengan logo merah terbang tanpa izin. Sukhoi segera memepet pesawat tersebut. Ternyata pesawat ditumpangi Wakil Perdana Menteri Papua Nugini Belden Namah.

Pesawat tempur itu menguntit tumpangan VIP tersebut selama 37 menit. Namun akhirnya atas perintah Kohanudnas, pesawat dibiarkan dan tak ditembak jatuh. Buntutnya, hubungan Indonesia dan Papua Nugini sempat tegang. Perdana Menteri Papua Nugini Peter O"Neil, mengancam mengusir Duta Besar RI Andreas Sitepu dari Port Moresby.

Pesawat tersebut tak mengantongi izin dari Indonesia. Mereka ternyata memakai izin pesawat Global Express milik India.
Untuk terbang di wilayah Indonesia, pesawat udara negara asing memang harus memiliki tiga approval. Flight approval tersebut dikeluarkan oleh Ditjen Perhubungan Udara Direktorat Angkutan Udara, diplomatic clearances yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri, serta security clearances yang dikeluarkan oleh TNI AU.

TNI AU mengintersepsi karena ada perbedaan data antara flight clearance yang dimiliki Kohanudnas dan hasil tangkapan radar bandara ataupun radar Kohanudnas. Intersepsi yang dilakukan pesawat TNI AU sesuai dengan prosedur dan tidak pernah membahayakan pesawat dimaksud.


Tanggapan :
Tindakan yang dilakukan TNI AU sudah benar dan sesuai peosedur, mereka mencoba menjaga pertahanan wilayah Indonesia. Tidak adanya izin dari wilayah Indonesia, pesawat dari Papua Nugini melanggar daerah perbatasan udara wilayah Indonesia, apalagi pesawat tersebut mengangkut Perdana Menteri suatu negara.


Sumber :
http://militerindonesiamy.blogspot.co.id/2014/02/kenakalan-papua-nugini-pada-indonesia.html?m=1

Simbol Bahan Bangunan










Sumber :
http://jumantorocivilengiinering.blogspot.co.id/2015/02/simbol-simbol-bahan-bangunan-pada.html?m=1

http://karjongoceh.blogspot.co.id/2012/02/simbol-bahan-bangunan.html?m=1

Bagian-bagian Alat Ukur Theodolite

          Theodolite merupakan alat ukur tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Penggunaan theodolite dilakukan bila wilayah yang dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, terutama apabila wilayah tersebut memiliki perbedaan ketinggian yang besar.
Gambar 3.2 Theodolite Digital
(Sumber: Meetcentrum, 2016)

Keterangan gambar theodolite digital (Leica T 100):
1.                  Pengarah kasar                                 8.         Handle             
2.                  Klem pengunci vertikal                   9.         Pengatur fokus lensa okuler
3.                  Penggerak halus vertikal                  10.       Pengatur fokus benang
4.                  Tempat battery                                 11.       Nivo tabung
5.                  Klem pengunci lingkaran                12.       Display dan papan tombol
horizontal                                         13.       Nivo kotak
6.                  Penggerak halus lingkaran               14.       Plat dasar
horizontal                                         15.       Lensa verticalizing

7.                  Sekrup pengatur nivo


Sumber : Laporan Praktikum IUT

Pengukuran Sipat Datar (Waterpass)

  Waterpass atau sipat datar merupakan salah satu alat pengukuran yang digunakan khusus untuk menentukan beda tinggi antara titik-titik di permukaan bumi. Acuan yang digunakan ialah mean sea level (MSL) atau referensi lokal. Pengukuran sipat datar memiliki tingkat-tingkat ketelitian sesuai dengan tujuan proyek yang bersangkutan. Hal ini karena pada setiap pengukuran akan selalu terdapat kesalahan. Fungsi tingkat ketelitan tersebut adalah sebagai batas toleransi kesalahan pengukuran yang diperbolehkan.

Berikut adalah cara penempatan alat ukur yang biasa digunakan dalam pengukuran sipat datar.
1.                  Cara pertama ialah dengan menempatkan alat ukur penyipat datar di atas salah satu titik, misalnya pada Gambar 2.6 (di atas titik B). Tinggi a garis bidik (titik tengah teropong) di atas titik B diukur dengan mistar. Garis bidik diarahkan ke rambu ukur yang diletakkan di atas titik yang lain, yaitu titik A dengan gelembung di tengah-tengah. Pembacaan pada rambu ukur misal b, maka angka b ini menyatakan jarak angka b itu dengan alas rambu. Beda tinggi antara titik A dan titik B yaitu t = b a.

Gambar 2.6 Penempatan Alat Pada Satu Titik
(Sumber: Petunjuk Praktikum Ilmu Ukur Tanah, 2016)

2.                  Cara kedua, alat penyipat datar diletakkan antara titik A dan titik B, sedangkan di titik-titik A dan B ditempatkan dua rambu ukur. Jarak dari alat ukur penyipat datar dengan kedua rambu dibuat kira-kira sama. Alat ukur penyipat datar tidak perlu terletak pada garis lurus yang menghubungkan dua titik A dan B. Aktif garis bidik dengan gelembung nivo di tengah-tengah ke rambu ukur A (belakang) dan rambu ukur B (muka). Angka-angka pada rambu selalu menyatakan jarak antara angka dengan alas rambu, maka cukup mudah dimengerti bahwa beda tinggi antara titik A dan B adalah t = b m.

Gambar 2.7 Penempatan Alat Di Antara Dua Titik
(Sumber : Petunjuk Praktikum Ilmu Ukur Tanah, 2016)

3.                  Cara ketiga, alat ukur penyipat datar tidak diletakkan antara titik A dan titik B. Alat ukur juga tidak diletakkan di atas salah satu titik A atau titik B, tetapi di sebelah titik A atau di sebelah titik B, di luar garis AB. Gambar 2.8 menunjukkan bahwa alat ukur penyipat datar diletakkan di sebelah kanan titik B. Pembacaan yang dilakukan pada rambu ukur yang diletakkan di atas titik A dan titik B berturut-turut dinyatakan dengan b dan m lagi, sehingga dari Gambar 2.8 diperoleh beda tinggi t = b m.

Gambar 2.8 Penempatan Alat di Sebelah Kanan Titik B
(Sumber: Petunjuk Praktikum Ilmu Ukur Tanah, 2016)



Berdasarkan ketiga cara pengukuran penyipat datar tersebut, cara dengan alat ukur penyipat datar yang diletakkan antara dua rambu yang memberikan hasil paling teliti. Hal ini dikarenakan kesalahan yang mungkin masih ada pada pengukuran dapat saling memperkecil. Pengaruh tidak sejajarnya garis bidik dan garis arah nivo akan hilang jika jarak antara alat ukur penyipat datar dibuat sama. Beda antara pembacaan rambu belakang dengan rambu muka akan menjadi beda tinggi. Jarak ini dinamakan penyipat datar dari tengah-tengah dan digunakan pada pengukuran penyipat datar memanjang.

Penyipat datar di dalam bidang garis bidik digunakan pabila ingin mengetahui tinggi titik-titik yang terletak di sekitar titik yang ditempati oleh alat ukur penyipat datar. Titik muka lebih rendah dari titik belakang jika b m > 0. Titik muka lebih tinggi dari titik belakang jika b m < 0.




Sumber : Laporan Praktikum IUT

Bagian-bagian Alat Ukur Waterpass

Berikut ini adalah alat waterpass yang digunakan dalam pengukuran sipat datar beserta keterangannya:


Gambar 2.1 Waterpass
(Sumber: Totalstation, 2016)


Keterangan gambar:
1.                Penggerak halus diafragma, berfungsi untuk memperjelas benang silang mendatar tegak lurus sumbu I.
2.                Vizier, berfungsi untuk membantu mengarahkan teropong ke arah yang dituju.
3.                 Pengarah lensa, memperjelas bayangan objek yang dituju.
4.                 Nivo, berfungsi membuat sumbu I vertikal
5.           Klem penggerak horizontal, berfungsi untuk menggerakkan teropong ke kiri atau ke kanan untuk mendapatkan posisi sudut secara halus sesuai yang diinginkan.
6.                  Plat dasar, berfungsi sebagai dudukan waterpass.
7.      Sekrup pengatur datar, berfungsi untuk mengatur instrument agar vertikal dengan cara memutarnya naik turun.
8.                  Lensa objektif, berfungsi menangkap bayangan objek.
9.                  Lensa okuler, berfungsi sebagai tempat melihat bayangan objek.





Sumber : Laporan Praktikum IUT


Minggu, 01 Januari 2017

Fungsi Pelabuhan

( https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjvvIucpqHRAhXGuo8KHaRSAE4QjRwIBw&url=http%3A%2F%2Fwww.membuatmaketminiatur.com%2Fproduct%2F20%2F19%2FMAKET-PELABUHAN-TANJUNG-PRIOK&psig=AFQjCNG8dWQnBwKPvdhhi_-MCNoCJHGyww&ust=1483372160528340 )
Fungsi pelabuhan paling tidak ada empat, yaitu sebagai tempat pertemuan (interface), gapura (gateway), entitas industri, dan mata rantai transportasi.

1.      Tempat Pertemuan (Interface)
Pelabuhan merupakan tempat pertemuan dua moda transportasi utama, yaitu darat dan laut serta berbagai kepentingan yang saling terkait. Barang-barang yang diangkut dengan kapal laut akan dibongkar dan dipindahkan ke angkutan darat seperti truk atau kereta api. Sebaliknya, barang-barang yang diangkut dengan truk atau kereta api di pelabuhan dibongkar dan dimuat di kapal.

2.      Gapura (Gateway)
Pelabuhan berfungsi sebagai gapura atau pintu gerbang suatu negara atau wilayah. Warga negara dan barang-barang dari negara asing yang memiliki pertalian ekonomi masuk ke suatu negara akan melewati pelabuhan tersebut. Sebagai pintu gerbang negara, citra negara sagat ditentukan oleh baiknya pelayanan, kelancaran serta kebersihan di pelabuhan tersebut. Pelayanan dan kebersihan di pelabuhan merupakan cermin negara yang bersangkutan.

3.      Entitas Industri
Dengan berkembangnya industri yang berorientasi ekspor maka fungsi pelabuhan menjadi sangat penting. Dengan adanya pelabuhan, hal itu akan memudahkan industri mengirim produknya dan mendatangkan bahan baku. Dengan demikian, pelabuhan berkembang menjadi suatu jenis industri sendiri yang menjadi ajang bisnis suatu usaha, mulai dari transportasi, perbankan, perusahaan leasing peralatan dan sebagainya.

4.      Mata Rantai Transportasi
Pelabuhan merupakan bagian dari rantai transportasi. Di pelabuhan, berbagai moda transportasi bertemu dan bekerja. Pelabuhan laut merupakan salah satu titik dari mata rantai angkutan darat dengan angkutan laut. Orang dan barang yang diangkut dengan kereta api bisa diangkut mengikuti rantai transportasi dengan menggunakan kapal laut. Oleh karena itu, akses jalan mobil, rel kereta api, jalur dari dan ke bandar udara sangatlah penting bagi suatu pelabuhan. Selain itu, sarana pendukung, seperti perahu kecil dan tongkang akan sangat membantu kelancaran aktivitas pelabuhan sebagai salah satu mata rantai transportasi.



Sumber :
-          Buku “Shipping Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut” Edisi Revisi
-          Google image