MAKALAH
ILMU
BUDAYA DASAR
“Perkembangan Dan Pembangunan
KesenianOndel-Ondel di Indonesia”
DisusunOleh :
AndryOctaviantoro (10315753)
KELAS 1TA07
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Mata Kuliah :IlmuBudayaDasar
Dosen :EmilianshahBanowo
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Perkembangan dan Pembangunan Kesenian Ondel-ondel
di Indonesia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih pada Bapak Emilianshah Banowo selaku Dosen mata kuliah Ilmu
sosial dasar yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenaiPerkembangan dan Pembangunan Kesenian Ondel-ondel di Indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenaiPerkembangan dan Pembangunan Kesenian Ondel-ondel di Indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Jakarta,
04 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………….. 2
Daftar Isi ………………………………………………………………… 3
Bab I Pendahuluan
I.A. Latar Belakang ……………………………………………….. 4
I.B. Rumusan Masalah …………………………………………… 4
I.B. Tujuan ………………………………………………………... 4
Bab II Pembahasan
II.A.
Pengertian …………………………………………………… 5
II.B. Perkembangan Kesenian
Ondel-ondel……………………….. 6
II.C. Dampak ……………………………………………………… 7
Bab III Penutup
III.A.
Kesimpulan ……..………………………………………….. 9
III.B. Saran ………………………………………………………. 9
Daftar Pustaka …………………………………………………………… 10
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seiring dengan kemajuan
dan perkembangan perkotaan, penduduk asli Betawi mengalami keterselisihan
dengan pesatnya urbanisasi penduduk baru DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara.
Sehingga eksistensi budayanya juga mengalami krisis. Pada sisi lain, pemerintah
melalui Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan melakukan upaya-upaya penyelamatan
terhadap eksistensi budaya lokal. Oleh karena itu, perlindungan dan pelestarian
hasil kebudayaan baik secara fisik, ritual kegiatan, adat istiadat, identitas
busana, permainan tradisional, maupun nilai-nilai non fisik hatus terus
dipertahankan.
Pada awalnya
berfungsi sebagai personifikasi leluhur pelindung, maka dapat dikatakan bahwa
Ondel-ondel termasuk ke dalam salah satu bentuk teater tanpa tutur. Namun
semakin lama tradisi tersebut berubah
menjadi hal yang sangat bagus untuk dipertontonkan, dan kebanyakan acara
tersebut kini diadakan pada acara penyambutan tamu terhormat, dan untuk
menyemarakkan pesta-pesta rakyat. Ondel-ondel betawi tersebut pada dasarnya
masih tetap bertahan dan menjadi penghias di wajah metropolitan Jakarta.
B.
Rumusan
Masalah
Masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perkembangan
kesenian ondel-ondel di Indonesia ?
2. Apa dampak perkembangan
ondel-ondel pada pembangunan ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui
perkembangan kesenian ondel-ondel di Indonesia.
2. Untuk mengetahui dampak
kesenian ondel-ondel bagi pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kesenian Ondel-ondel
Ondel-ondel adalah boneka raksasa
yang terbuat dari bamboo dan biasanya dibuat berpasangan. Ondel-ondel umumnya
memiliki tinggi 2,5 meter dengan menggunakan rambut yang terbuat dari bamboo
yang dihiaskan kertas berwarna warni dan untuk wajah menggunakan kayu yang
sudah diukir seperti mimik wajah dan dilukis.
Cara memainkan ondel-ondel dengan
diarak dan ada orang yang masuk ke dalam tubuh ondel-ondel tersebut. Ketika
melakukan pertunjukan, dengan menggoyang-goyangkan badan dan kepala yang
menoleh ke kiri dan ke kanan. Ondel-ondel biasanya diarak keliling kampung
menggunakan musik khas Betawi seperti tanjidor, pencak Betawi, bende, ningnong,
rebana, dan ketimprong. Saat ini, ondel-ondel merupakan kesenian khas dari DKI
Jakarta. Di setiap event yang ada di Jakarta, selalu ada Ondel-ondel sebagai
lambang kebudayaan DKI Jakarta tersebut.
Boneka Ondel-ondel Betawi
terdiri menjadi 2 bagian yaitu bagian kepala dan bagian badan. Dibagian kepala
terdapat mahkota yang berhiaskan lukisan flora dan fauna seperti burung
merak/hong, naga, bunga teratai, bunga delima, dan semanggi. Selain itu juga
terdapat kembang kelapa di kepala boneka Ondel-ondel. Kembang kelapa yang
berbentuk seperti kumpulan daun kelapa diibaratkan dari kota Jakarta yang pada
abad ke-15 bernama Sunda Kelapa karena sebagian wilayah Sunda Kelapa merupakan
perkebunan kelapa. Wajah boneka Ondel-ondel rata-rata berwarna merah pada
boneka Ondel-ondel laki-laki dan putih pada boneka Ondel-ondel wanita. Warna
merah pada Ondel-ondel laki-laki melambangkan kekuatan, kekuasaan, keberanian,
dan ego yang keras sedangkan pada ondel-ondel wanita yang berwarna putih
melambangkan kesucian, kelembutan, keramahan dan keangguan.
Pada
bagian badan, boneka Ondel-ondel wanita menggunakan pakaian yang disebut kebaya
encim, sedangkan untuk laki-laki, pakaian yang digunakan yaitu sadaria
atau ujung serong. Pada badan bagian bawah boneka Ondel-ondel
menggunakan sarung yang disebut sarung jamblang. Pada acara-acara resmi,
biasanya untuk boneka Ondel-ondel laki-laki dibagian bahunya di selempangkan
sarung cukin yang bermotif kotak-kotak, sedangkan pada Ondel-ondel
wanita menggunakan selendang yang bermotif flora atau fauna.

B.
Perkembangan
Kesenian Ondel-ondel
Saat ini perkembangan Kesenian Ondel-ondel
terutama di DKI Jakarta masih bertahan dan berkembang mengikuti arus perubahan
zaman. Dahulu Ondel-ondel biasa digunakan untuk ritual tertentu, seperti untuk
menolak bala atau roh jahat. Menurut kepercayaan orang Betawi, wabah seperti
misalnya cacar akan hilang setelah orang-orang mengarak ondel-ondel keliling kampung.
Berkaitan dengan fungsi awalnya, pembuatan
ondel-ondel biasanya melalui proses ritual tertentu. Sebelum proses pembuatan
dimulai, pengrajin biasanya akan menyediakan berbagai sesaji berupa kemenyan,
kembang tujuh rupa dan bubur sumsum. Hal itu dilakukan dengan tujuan agar
pembuatan ondel-ondel berjalan lancar dan roh yang bersemayam di boneka adalah
roh baik. Proses pembuatan ondel-ondel seperti ini berlangsung hingga tahun
1980-an. Namun, setelah masa itu, proses ritual tersebut mulai ditinggalkan
sejalan dengan bergesernya fungsi ondel-ondel. Seiring perkembangan zaman,
ondel-ondel digunakan untuk menambah semarak pesta-pesta rakyat, hajatan
perkawinan atau khitanan, serta untuk penyambutan tamu kehormatan, semisal pada
peresmian gedung yang baru dibangun.
Ketika
masa kepemimpinan gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin (1966-1977), ondel-ondel
dijadikan sebagai boneka khas kesenian Betawi. Ondel-ondel juga menjadi seni
pertunjukan rakyat yang menghibur. Ketika melakukan pertunjukan, dengan
menggoyang-goyangkan badan dan kepala yang menoleh ke kiri dan ke kanan.
Ondel-ondel biasanya diarak keliling kampung menggunakan musik khas Betawi
seperti tanjidor, pencak Betawi, bende, ningnong, rebana, dan ketimprong. Saat
ini, ondel-ondel merupakan kesenian khas dari DKI Jakarta. Di setiap event yang
ada di Jakarta, selalu ada Ondel-ondel sebagai lambang kebudayaan DKI Jakarta
tersebut.Ketika wajah kota Jakarta berubah menjadi lebih
modern sekitar 1960-an hingga kini, wajah boneka raksasa itu tampilannya tidak
lagi seram dan berbau mistis. Wajah dan gambaran dari ondel-ondel masa kini
tampak lebih manis dan bersahabat. Hal itu sejalan dengan fungsi ondel-ondel
yang berubah menjadi boneka penghibur bagi semua kalangan, termasuk anak-anak.
C.
Dampak pada
Proses Pembangunan
Seiring dengan berkembangnya arus
perkembangan zaman saat ini, kesenian ondel-ondel pun sedikit demi sedikit
mengalami pergeseran fungsi. Serta tentunya, pergeseran tersebut mengasilkan
berbagai dampak, baik positif maupun negatif.
1.
Dampak Positif
Seiring perkembangan zaman,
ondel-ondel digunakan untuk menambah semarak pesta-pesta rakyat, hajatan
perkawinan atau khitanan, serta untuk penyambutan tamu kehormatan, semisal pada
peresmian gedung yang baru dibangun.
(pesta rakyat)


(pameran kebudayaan)
Dampaknya pada pembangunan saat ini
seperti :
a.
Pada pembangunan ekonomi, sebagai sumber mata pencaharian
warga. Contohnya setiap malam di sekitar Kemayoran terdapat arak-arakan
ondel-ondel.
b.
Pada pembangunan sosial dan budaya, sebagai ajang
sosialisasi pelestarian kesenian Betawi dan sarana hiburan masyarakat.
2.
Dampak Negatif
-
Arak-arakan ondel-ondel yang tidak pada tempatnya,
membuat tersendatnya arus lalu lintas.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Seiring berkembangnya zaman,
pergeseran kebudayaan tidak dapat dihindari lagi. Seperti kebudayaan Betawi
contohnya, walaupun berada di kota metropolitan seperti Jakarta. Jakarta
mengandung banyak sekali kesenin dan kebudayaan seperti ondel-ondel. Walaupun
seiring perkembangan zaman, fungsi ondel-ondel mulai berubah, kita sebagai
warga masyarakat wajib melestarikannya dan menjaganya agar tidak hilang
tergerus arus perkembangan dan pembangunan di masyarakat.
B.
Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh
dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih focus dan detail menjelaskan
tantang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat
dipertanggung jawabkan
DAFTAR PUSTAKA
1.
Elib.unikom.ac.id
2.
Destiananursholeha.blogspot.com
3.
Bima.staff.gunadarma.ac.id/Download/files/18346/makalah-baban-dastekom.pdf
4.
Jakartapedia.bpadjakarta.net
5.
Sevisuryani19.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar